Selasa, 03 Mei 2011

TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR

Teknik Menyusui Yang Benar


Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994). Pembentukan dan Persiapan ASI  Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan tegang dan sakit. Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar, puting susu makin menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan aerola mamae makin menghitam. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan : 1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk. 2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi. 3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi. Posisi dan perlekatan menyusui Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyususi yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring. Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar (Perinasia, 1994) Gambar 2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar (Perinasia, 1994)   ] Gambar 3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar (Perinasia, 1994) Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan  posisi kaki diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila disusui bersamaan, dipayudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak tersedak.   Gambar 4. Posisi menyusui balita pada kondisi normal (Perinasia, 1994)
Gambar 5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan (Perinasia, 2004)
Gambar 6. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah (Perinasia, 2004)
 
Gambar 7. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh (Perinasia, 2004
)
 Gambar 8. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan (Perinasia, 2004) Langkah-langkah menyusui yang benar Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan
oleskan disekitar putting, duduk dan berbaring dengan santa
i.
Gambar 9. Cara meletakan bayi (Perinasia, 2004)
Gambar 10. Cara memegang payudara (Perinasia, 2004) Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
 
Gambar 11. Cara merangsang mulut bayi (Perinasia, 2004) Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah puting susu. Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar
.
 Gambar 12. Perlekatan benar (Perinasia, 2004)
 
Gambar 13. Perlekatan salah (Perinasia, 2004) Cara pengamatan teknik menyusui yang benar Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut :
  1. Bayi tampak tenang.
  2. Badan bayi menempel pada perut ibu.
  3. Mulut bayi terbuka lebar.
  4. Dagu bayi menmpel pada payudara ibu.
  5. Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk.
  6. Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
  7. Puting susu tidak terasa nyeri.
  8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
  9. Kepala bayi agak menengadah.
Gambar 14. Teknik menyusui yang benar (Perinasia, 2004) Lama dan frekuensi menyusui Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 – 2 minggu kemudian. Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI. Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan kutang (BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat. Gambar 15. Kutang (BH) yang baik untuk ibu menyusui (Perinasia, 2004)

Kamis, 31 Maret 2011

ASUHAN NEONATUS DENGAN JEJAS PERSALINAN


Jejas lahir merupakan istilah untuk menunjukkan trauma mekanik yang dapat dihindari atau tidak dapat dihindari, serta trauma anoksia yang dialami bayi selama kelahiran dan persalinan. Beberapa macam jejas persalinan yang akan dibahas, antara lain :
1. Caput Suksadenum
Caput suksadenum adalah pembengkakan yang edematosa atau kadang-kadang ekimotik dan difus dari jaringan lunak kulit kepala yang mengenai bagian yang telah dilahirkan selama persalinan verteks. Edema pada caput suksadenum dapat hilang pada hari pertama, sehingga tidak diperlukan terapi. Tetapi jika terjadi ekimosis yang luas, dapat diberikan indikasi fototerapi untuk kecenderungan hiperbilirubin.
Kadang-kadang caput suksadenum disertai dengan molding atau penumpangan tulang parietalis, tetapi tanda tersebut dapat hilang setelah satu minggu.
2. Sefalhematoma
Sefalhematoma merupakan perdarahan subperiosteum. Sefalhematoma terjadi sangat lambat, sehingga tidak nampak adanya edema dan eritema pada kulit kepala. Sefalhematoma dapat sembuh dalam waktu 2 minggu hingga 3 bulan, tergantung pada ukuran perdarahannya. Pada neonatus dengan sefalhematoma tidak diperlukan pengobatan, namun perlu dilakukan fototerapi untuk mengatasi hiperbilirubinemia. Tindakan insisi dan drainase merupakan kontraindikasi karena dimungkinkan adanya risiko infeksi. Kejadian sefalhematoma dapat disertai fraktur tengkorak, koagulopati dan perdarahan intrakranial.
3. Trauma pleksus brakialis
Jejas pada pleksus brakialis dapat menyebabkan paralisis lengan atas dengan atau tanpa paralisis lengan bawah atau tangan, atau lebih lazim paralisis dapat terjadi pada seluruh lengan. Jejas pleksus brakialis sering terjadi pada bayi makrosomik dan pada penarikan lateral dipaksakan pada kepala dan leher selama persalinan bahu pada presentasi verteks atau bila lengan diekstensikan berlebihan diatas kepala pada presentasi bokong serta adanya penarikan berlebihan pada bahu.
Trauma pleksus brakialis dapat mengakibatkan paralisis Erb-Duchenne dan paralisis Klumpke. Bentuk paralisis tersebut tergantung pada saraf servikalis yang mengalami trauma.
Pengobatan pada trauma pleksus brakialis terdiri atas imobilisasi parsial dan penempatan posisi secara tepat untuk mencegah perkembangan kontraktur.


4. Fraktur klavikula
Tanda dan gejala yang tampak pada bayi yang mengalami fraktur klavikula antara lain : bayi tidak dapat menggerakkan lengan secara bebas pada sisi yang terkena, krepitasi dan ketidakteraturan tulang, kadang-kadang disertai perubahan warna pada sisi fraktur, tidak adanya refleks moro pada sisi yang terkena, adanya spasme otot sternokleidomastoideus yang disertai dengan hilangnya depresi supraklavikular pada daerah fraktur.
5. Fraktur humerus
Pada fraktur humerus ditandai dengan tidak adanya gerakan tungkai spontan, tidak adanya reflek moro.
Penangan pada fraktur humerus dapat optimal jika dilakukan pada 2-4 minggu dengan imobilisasi tungkai yang mengalami fraktur.


KELAINAN BAWAAN PADA NEONATUS DAN PENATALAKSANAANNYA

 

Cacat bawaan adalah suatu kelainan/cacat yang dibawa sejak lahir baik fisik maupun mental. Cacat bawaan dapat disebabkan akibat kejadian sebelum kehamilan, selama kehamilan dan saat melahirkan atau masa perinatal. Cacat ini dapat akibat penyakit genetik, pengaruh lingkungan baik sebelum pembuahan (bahan mutagenik) maupun setelah terjadi pembuahan (bahan teratogenik).
Bila cacat bawaan terutama malformasi multipel disertai dengan retardasi mental dan kelainan rajah tangan (dermataoglifi) memberikan kecurigaan kelainan genetik (kromosomal). Penyakit genetik adalah penyakit yang terjadi akibat cacat bahan keturunan pada saat sebelum dan sedang terjadi pembuahan. Penyakit genetik tidak selalu akibat pewarisan dan diwariskan, dapat pula terjadi mutasi secara spontan yang dipengaruhi oleh lingkungan. Penyakit infeksi dalam kandungan, pengaruh lingkungan seperti radiasi sinar radioaktif dan kekurangan/kelebihan bahan nutrisi juga dapat menyebabkan cacat bawaan.
Dengan keberhasilan program Keluarga Berencana, kini hampir setiap pasangan cenderung menginginkan keluarga kecil dengan harapan sedikit anak tetapi berkualitas dan tidak cacat. Anak yang sehat dan cerdas merupakan hasil kerjasama antara orang tua dengan lembaga pelayanan kesehatan sejak sebelum pernikahan, selama kehamilan, saat persalinan sampai dengan periode paska persalinan.


Macam Cacat Bawaan
Berdasarkan bentuk dan kelainan fungsi organ-organ ada beberapa macam cacat bawaan yaitu malformasi (cacat yang timbul sejak awal pertumbuhan), disrupsi ( cacat yang diawali dengan pertumbuhan yang normal), deformasi (cacat akibat tekanan mekanik), sekuens (anomali multipel yang berasal dari kelainan tunggal) dan sindroma (anomali multipel yang merupakan kumpulan gejala).
Sebelum menentukan diagnosis harus diketahui terlebih dahulu sebab-sebab yang dapat menimbulkan cacat bawaan.  Berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan beberapa macam cacat bawaan. Pengaruh lingkungan dianggap sebagai penyebab cacat bawaan non genetik yaitu infeksi dalam kandungan, pengaruh obat-obatan, trauma selama dalam kandungan sampai bayi lahir. Faktor genetik, yaitu cacat bahan keturunan baik yang diwariskan dari nenek moyangnya maupun yang terjadi secara spontan juga dapat menyebabkan cacat bawaan.
Kelainan bawaan pada neonatus dapat terjadi pada berbagai organ tubuh. Dibawah ini beberapa kelainan bawaan pada neonatus, antara lain :
1. Labioskizis dan Labiopalatoskizis
Labioskizis atau labiopalatiskizis merupakan konginetal anomaly yang berupa kelainan bentuk pada struktur wajah, yang terjadi karena kegagalan proses penutupan procesus nasal medial dan maxilaris selama perkembangan fetus dalam kandungan
Etiologi :
Kegagalan pada fase embrio yang penyebab belum diketahui
Faktor Herediter
Abnormal kromosom, mutasi gen dan teratogen
Manifestasi Klinik :
* Palatoskizis
- Distorsi pada hidung
- Adanya celah pada bibir
* Labioskizis
- Adanya celah pada tekak (uvula), palatum durum dan palatum mole
- Adanya rongga pada hidung sebagai celah pada langit-langit
- Distorsi hidung
Penatalaksanaan :
Tergantung pada beratnya kecacatan
Pertahankan pemberian nutrisi yang adekuat
Cegah terjadinya komplikasi
Dilakukan pembedahan
2. Atresia Esophagus
Atresia esophagus adalah gangguan pembentukan dan pergerakan lipatan pasangan kranial dan satu lipatan kaudal pada usus depan primitif
Etiologi dari atresia esophagus yaitu kegagalan pada fase embrio terutama pada bayi yang lahir prematur
Manifestasi klinik pada neonatus dengan atresia esophagus antara lain :
-Hhipersekresi cairan dari mulut
- Gangguan menelan makanan (tersedak, batuk)
Penatalaksanaan :
Pertahankan posisi bayi atau pasien dalam posisi tengkurap, bertujuan untuk meminimalkan terjadinya aspirasi
Pertahankan keefektifan fungsi respirasi
Dilakukan tindakan pembedahan
3. Atresia Rekti dan Atresia Anus
Atresia rekti yaitu obstruksi pada rektum (sekitar 2 c dari batas kulit anus). Pada pasien ini, umumnya memiliki kanal dan anus yang normal
Atresia anus yaitu obstruksi pada anus
Etiologi
Malformasi kongenital
Manifestasi Klinik
- Tidak bisa BAB melalui anus
- Distensi abdomen
- Tidak dapat dilakukan pemeriksaan suhu rektal
- Perut kembung
- Muntah
Penatalaksanaan :
Dilakukan tindakan kolostomi
4. Hirschprung
Hirschprung merupakan kelainan konginetal berupa obstruksi pada sistem pencernaan yang disebabkan oleh karena menurunnya kemampuan motilitas kolon, sehingga mengakibatkan tidak adanya ganglionik usus
Etiologi :
Kegagalan pembentukan saluran pencernaan selama masa perkembangan fetus
Tanda dan Gejala :
Konstipasi/tidak bisa BAB/diare
Distensi abdomen
Muntah
Dinding abdomen tipis
Penatalaksanaan :
Pengangkatan aganglionik (usus yang dilatasi)
Dilakukan tindakan Colostomi
Pertahankan pemberian nutrisi yang adekuat

5. Obstruksi Billiaris
Obstruksi billiaris adalah tersumbatnya saluran kandung empedu karena terbentuknya jaringan fibrosis
Etiologi :
- Degenerasi sekunder
- Kelainan kongenital
Tanda dan Gejala :
- Ikterik (pada umur 2-3 minggu)
- Peningkatan billirubin direct dalam serum (kerusakan parenkim hati, sehingga bilirubin indirek meningkat)
- Bilirubinuria
- Tinja berwarna seperti dempul
- Terjadi hepatomegali
Penatalaksanaan
Pembedahan
6. Omfalokel
Omfalokel merupakan hernia pada pusat, sehingga isi perut keluar dalam kantong peritoneum
Etiologi
Kegagalan alat dalam untuk kembali ke rongga abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu
Tanda dan Gejala
- Gangguan pencernaan, karena polisitemia  dan hiperinsulin
- Berat badan lahir > 2500 gr
Penatalaksanaan
- Bila kantong belum pecah, diberikan merkurokrom yang bertujuan untuk penebalan selaput yang menutupi kantong
- Pembedahan
7. Hernia Diafragmatika
Hernia diafragmatika terjadi akibat isi rongga perut masuk ke dalam lobang diafragma
Etiologi
Kegagalan penutupan kanalis pleuroperitoneum posterolateral selama kehamilan minggu ke-8
Tanda dan Gejala
- Bayi mengalami sesak napas
- Bayi mengalami muntah karena obstruksi usus
Penatalaksanaan
Berikan diit RKTP
Berikan Extracorporeal Membrane Oxygenation (EMCO)
Dilakukan tindakan pembedahan
8. Atresia Duodeni
Atresia Duodeni adalah obstruksi lumen usus oleh membran utuh, tali fibrosa yang menghubungkan dua ujung kantong duodenum yang buntu pendek, atau suatu celah antara ujung-ujung duodenum yang tidak bersambung
Etiologi
- Kegagalan rekanalisasi lumen usus selama masa kehamilan minggu ke-4 dan ke-5
Banyak terjadi pada bayi yang lahir prematur
Tanda dan Gejala
Bayi muntah tanpa disertai distensi abdomen
Ikterik
Penatalaksanaan
- Pemberian terapi cairan intravena
Dilakukan tindakan duodenoduodenostomi
9. Meningokel dan Ensefalokel
Meningokel dan ensefalokel yaitu adanya defek pada penutupan spina yang berhubungan dengan pertumbuhan yang abnormal korda spinalis atau penutupannya
Etiologi
Gangguan pembentukan komponen janin saat dalam kandungan
Tanda dan Gejala
- Gangguan persarafan
- Gangguan mental
- Gangguan tingkat kesadaran
Penatalaksanaan
Pembedahan
10. Hidrosefalus
Hidrosefalus merupakan kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya Liquor Cerebrospinal (LCS). Kadang disertai dengan peningkatan TIK (Tekanan Intra Kranial)
Etiologi
Gangguan sirkulasi LCS
Gangguan produksi LCS
Tanda dan Gejala
Terjadi pembesaran tengkorak
Terjadi kelainan neurologis, yaitu Sun Set Sign (Mata selalu mengarah kebawah)
Gangguan perkembangan motorik
Gangguan penglihatan karena atrofi saraf penglihatan
Penatalaksanaan
Pembedahan
Pemasangan “Suchn Suction”
11. Fimosis
Fimosis merupakan pengkerutan atau penciutan kulit depan penis atau suatu keadaan normal yang sering ditemukan pada bayi baru lahir atau anak kecil, dan biasanya pada masa pubertas akan menghilang dengan sendirinya
Etiologi
Malformasi konginetal
Tanda dan Gejala
Gangguan proses berkemih
Penatalaksanaan
Dilakukan tindakan sirkumsisi
12. Hipospadia
Hipospadia yaitu lubang uretra tidak terletak pada tempatnya, mis : berada di bawah penis
Etiologi
Uretra terlalu pendek, sehingga tidak mencapai glans penis
Kelainan terbatas pada uretra anterior dan leher kandung kemih
Merupakan kelainan konginetal
Tanda dan Gejala
Penis agak bengkok
Kadang terjadi keluhan miksi, jika disertai stenosis pada meatus externus
Penatalaksanaan
Pada bayi : dilakukan tindakan kordektomi
Pada usia 2-4 tahun : dilakukan rekonstruksi uretra
Tunda tindakan sirkumsisi, hingga kulit preputium penis/scrotum dapat digunakan pada tindakan neouretra


diet bumil dengan konstipasi


Konstipasi merupakan suatu keluhan, bukan panyakit. Konstipasi sulit didefinisikan secara tegas karena sebagai suatu keluhan terdapat variasi yang berlainan antara individu. Konstipasi sering diartikan sebagi kurangnya frekuensi buang iar besar (BAB), biasanya kurang dari 3 kali per minggu dengan feses yang kecil – kecil dan keras, serta kadangkala disertai kesulitan sampai rasa sakit saat BAB.

            Batasan dari konstipasi klinis yang sesungguhnya adalah ditemukannya sejumlah besar feses memenuhi ampula rektum pada colok dubur, dan atau timbunan feses pada kolon, rektum, atau keduanya yang tampak pada foto polos perut.
Beberapa prinsip makan yang baik selama kehamilan, dengan melakukan cara dan diet makan yang sehat, tidak saja membuat ibu hamil fit dan sehat, tapi juga untuk perkembangan yang sehat bagi bayi dalam kandungan ibu hamil tersebut.
Beberapa prinsip makan yang baik selama kehamilan:
·         Rubahlah cara makan anda, meskipun anda sudah makan dengan baik.
ibu hamil dietnya harus mengikuti diet makan untuk ibu hamil. Pada kehamilan anda membutuhkan lebih banyak konsumsi protein, kalori (untuk energi), vitamin dan mineral seperti asam folat dan zat besi untuk perkembangan bayi anda juga. Ingat anda membutuhkan tambahan 300 kalori perhari.

·         Hindari Makanan Yang Dapat Membahayakan Ibu Dan Janin
Daging dan telur mentah, keju lunak, susu yang tidak dipasteriusasi, alcohol, juga cafein.

·         Jangan Diet Selama Kehamilan
Kehamilan bukan masa yang tepat untuk Diet. Hanya akan membahayakan ibu dan bayi. Diet selama hamil akan menyebabkan kurang vitamin, mineral dan lain-lain yang penting selama kehamilan. Pertambahan berat badan pada kehamilan merupakan salah satu tanda yang baik pada kehamilan yang sehat. Ibu hamil yang makan dengan baik akan bertambah berat badannya secara bertahap, umumnya akan melahirkan bayi yang sehat.

·         Makan Dengan Porsi Kecil Tapi Sering
Pada trimester pertama biasanya terdapat keluhan mual muntah(morning sickness), cobalah atasi dengan makan dengan porsi kecil tapi sering, hindari makanan pedas dan berminyak.
Makan dengan porsi yang kecil tapi dilakukan beberapa kali dianjurkan setiap 4 jam. Ingatlah meskipun anda tidak lapar tetapi bayi anda membutuhkan makanan/nutrisi secara teratur.

·          Minum Vitamin Ibu Hamil Secara Teratur
Makanan yang anda makan adalah sumber vitamin yang paling baik—tetapi apakah anda yakin diet makanan anda cukup mengandung vitamin yang dibutuhkan selama kehamilan, yang terutama zat besi dan asam folat yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan bayi sehat. Untuk itu anda sebaiknya meminum vitamin anda secara teratur.

·          Minum Air Yang Cukup
8 gelas sehari. Karena anda butuh cairan yang cukup bagi anda dan juga bayi anda. 33 % pertambahan berat badan pada kehamilan adalah cairan. Cairan dibutuhkan untuk membangun sel darah merah bayi untuk system sirkulasinya, cairan ketuban. Tubuh anda juga perlu air selama kehamilan untuk mengatasi konstipasi dan mengatur suhu tubuh anda.

·         Makanan Berserat, Buah-Buahan Dan Sayuran
Perbanyaklah makan makanan yang berserat tinggi , buah-buahan dan sayuran dapat membantu mengatasi konstipasi anda selama kehamilan.

Dengan melakukan cara makan yang sehat, bukan hanya membuat ibu hamil fit dan sehat, tapi juga membantu perkembangan yang sehat bagi bayi. Ingatlah perkembangan bayi anda sangat tergantung dari apa yang anda berikan dan lakukan baginya.




Gejala dari konstipasi yaitu :
1.      Sensasi yang menunjukkan bahwa di usus belum benar-benar kosong
2.       Perut terasa kembung dan mungkin disertai suara seperti keroncongan
3.      Ada gas
4.      Ketidak mampuan atau salah dalam mencerna.
5.      Pergerakan usus yang lambat.
6.      Buang air besar yang keras, kering dan sulit untuk dikeluarkan
7.      Kehilangan selera makan
8.      Mual, muntah.
9.      Sakit kepala nyeri atau perut seperti diremas-remas.
10.  Terkadang pendarahan sebagai hasil mengedan pada saat mengeluarkan feses yang keras dapat menyebabkan robekan kecil pada lapisan mukosa anus.
Konstipasi atau susah buang air besar merupakan keluhan yang sering selama kehamilan. Mengapa keluhan ini terjadi selama kehamilan? dan bagaimana tips mengatasinya?
Mengapa terjadi konstipasi atau susah buang air selama kehamilan adalah karena:
  • Peningkatan dari hormone progesterone yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus kurang efisien.
  • Pada kehamilan trimester ketiga dimana perut sudah membesar, konstipasi ditambah oleh penekanan rahim yang membesar di daerah perut.
  • Tablet Zat Besi (iron) yang diberikan oleh dokter biasanya menyebabkan masalah konstipasi ini juga, selain itu tablet zat besi akan menyebabkan warna feses(tinja) anda kehitaman, jadi jangan kuatir.

Beberapa tips mengatasi konstipasi selama hamil:
  • Minum yang cukup 6-8 gelas sehari.
  • Makanlah makanan yang berserat tinggi seperti sayuran & buah-buahan.
  • Lakukan olahraga ringan teratur seperti berjalan (joging).
  • Konsultasikan ke dokter anda bila anda tetap sulit buang air besar, setelah mencoba melakukan tips ini.